Piala Dunia Hanya Mampir Saja Di Indonesia


Piala Dunia Hanya Mampir Saja Di Indonesia - Jangankan menjadi juara dunia taruhan piala dunia, tampil di putaran final Piala Dunia pun sepertinya masih akan menjadi mimpi panjang masyarakat Indonesia untuk saat ini. Padahal, Indonesia sudah tiga kali didatangi piala yang pertama kali diangkat Franz Beckenbauer setelah Jerman Barat mengalahkan Belanda di final tahun 1974 itu.

Piala Dunia Hanya Mampir Saja Di Indonesia

 Trofi karya pematung Italia, Silvio Gazzaniga itu pertama kali menyambangi Indonesia pada tahun 2006 ketika Piala Dunia digelar di Negara Jerman. Pada saat itu, dalam rangkaian tur taruhan piala dunia yang digelar di 29 negara dan 31 kota yang berlangsung selama 100 hari berlangsung, Indonesia adalah negara ke-16 yang disinggahi.

Setibanya di Jakarta, trofi tersebut diperlihatkan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Minggu tanggal 5 Maret 2006. Dalam kesempatan kali itu, Yusuf Kalla diperkenankan memegang piala berlapis emas 18 karat tersebut selama beberapa detik saja. Dan seusai berada di Istana Wapres, piala tersebut segera diboyong ke sebuah hotel di Jakarta untuk diperlihatkan kepada ratusan wartawan media massa dan tokoh persepakbolaan Indonesia di tanah air. Adapun lima bocah korban Tsunami termasuk Martunis hadir dalam kesempatan mendebarkan itu. Selain Martunis, tiga pemain bola asal klub Persija Jakarta yaitu Hamka Hamzah, serta Ortizans B. N. Solossa dan juga Agus Indra diberikan kesempatan berfoto bersama piala tersebut.

Tahun 2010, saat Piala Dunia digelar Afrika Selatan, dan piala pengganti Piala Jules Rimet itu mampir lagi ke Jakarta pada Minggu 24 Januari tahun 2010. Tepat sebelum dipamerkan, trofi berbentuk dua pria yang mengusung bola dunia yang dibuat dari emas campuran 18 karat dengan berat 11 pound dan tinggi 20 inci itu dibawa ke Kantor Presiden. SBY yang saat itu didampingi oleh Menpora Andi Mallarangeng menjadi orang kedua Indonesia yang mengangkat piala itu.

Indonesia mungkin belum beruntung untuk mengirimkan tim sepak bola nasional ke ajang taruhan Piala Dunia. Kedatangan ini diharapkan akan mendorong Indonesia membangun tim nasional yang cukup kuat, sehingga diharapkan suatu hari mungkin bersaing di babak final Piala Dunia, itulah hal yang diucapkan oleh SBY.

Harapan Presiden SBY tentu saja sama dengan mimpi ratusan juta rakyat di tanah air. Tapi apa daya, jangankan bersaing di ajang tingkat dunia yang bergengsi, di kawasan regional saja prestasi timnas senior sangat mengecewakan bagi negaranya. Perjalanan Indonesia menuju tuan rumah Piala Dunia sebenarnya telah dimulai sejak Indonesia masih bernama Hindia Belanda dahulu. Saat even akbar ini digelar di Prancis pada tahun 1938, Indonesia dengan nama Hindia Belanda berhasil lolos ke babak utama setelah sebelumnya menang WO atas India di babak kualifikasi yang digelar. Sayang Indonesia harus tersingkir di babak pertama oleh Hungaria dengan skor mutlak 0-6. Dan sejak saat itu Indonesia tak pernah lagi melaju hingga ke putaran final even olahraga terakbar sejagad raya tersebut.